by : Anis Matta
Di antara manfaat iman kepada takdir adalah bahwa kita menemukan
ruang tak terbatas untuk menafsir semua kelemahan dan keterbatasan kita,
Tetapi di balik itu tetap ada harapan dan optimisme bahwa Allah selalu
berkehendak baik kepada kita, apapun peristiwa yang ditimpakan kepada
kita.
Iman kepada takdir mempertemukan dua kutub ekstrim
dalam diri kita : kepasrahan dan optimisme..ketergantungan pada Allah
dan rasa percaya diri. Itu yang memberi kita keseimbangan jiwa..akhir
dari semua kerja keras kita adalah kepasrahan..ujung dari semua
kelemahan kita adalah optimisme.
Kita tidak perlu melawan
kehendak Yang Maha Besar..kita hanya perlu memahaminya..lalu belajar
berdamai dengan diri kita bahwa itulah yang terbaik untuk kita. Karena
itu kita berucap "Allah telah menetapkan..semua yang Dia kehendaki pasti
Dia lakukan.. yang terbaik itu apa yang ditakdirkan Allah".
Takdir
adalah ide tentang bagaimana kita menafsir kekuatan dan kelemahan kita
sebagai manusia.. juga ide tentang skenario kehidupan..di mana Allah
adalah pusatnya..
Lihatlah perjalanan hidup kita..
bagaimana ia dipengaruhi banget banyak faktor.. tapi semuanya tidak
dalam kendali kita. Orang tua, suku, waktu dan tempat kelahiran..
orang-orang yang sezaman dengan kita.. orang-orang yang kita temui dalam
perjalanan hidup..semua tidak kita tentukan.. pengaruhnya?
Adalah
semata karena rahmatNya ketika Ia memberi kita kesempatan untuk memilih
beriman atau tidak beriman.. tapi akibat pilihan kita adalah
takdirNya..
Kisah Nabi Yusuf bermula dari sumur dan
penjara..berujung di istana dan berkumpulnya keluarga..sebuah skenario
kehidupan yang sempurna. Tapi ujung cerita itu adalah pernyataan bahwa
"Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut (dalam mencapai) apa yang Ia
kehendaki".
Membaca takdir Allah adalah upaya yang tak
boleh berhenti untuk memahami kehendakNya..belajarlah menitipkan
kehendak kita dalam kehendakNya. Mempertemukan kehendak kita dengan
kehendakNya itulah yang disebut tawfiq..pertemuan yang menciptakan
harmoni kehidupan..damai dan tenang tiada henti. Sebab jika Allah hendak
menciptakan peristiwa dan memberlakukan kehendakNya..Ia menyiapkan
semua sebab-sebabnya..dan terjadilah semua takdirNya.
Berhasil
membaca kehendakNya dalam hidup kita akan memberi kita ketenangan jiwa
yang takkan tergoyahkan oleh goncangan hidup apapun..kita merasa lebih
pasti.
Orang yang tidak beriman pada takdir selalu berada pada 2
kutub jiwa yang ekstrim..merasa hina waktu lemah..sombong dan melampaui
batas waktu kuat.
Waktu kalah dalam perang Uhud, Allah
melarang kaum muslimin merasa lemah dan sedih.. mereka harus tetap
merasa kuat.. sebagai berikut ini belum berakhir. kita jadi kuat di
ujung kelemahan manusiawi kita karena kita percaya pada kekuatan Allah
yang tidak terbatas..di ujung kelemahan kita selalu ada optimisme.
Dari
nama dan sifat Allah ada 4 yang paling banyak mendasari semua
takdirNya..al 'ilm..al qudroh..al rahmah..al 'adl..Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu..Maha Mampu bertindak dan melakukan apa saja yang Ia
kehendaki.. tapi juga Maha Penyayang dan Maha Adil. Jadi walaupun Allah
Maha Mengetahui dan Maha Mampu melakukan apa saja..tetap saja kasih
sayang dan keadilanNya mengalahkan angkara murkaNya. Itu sebabnya Allah
tidak akan pernah menzalimi hambaNya..walaupun Ia bisa kalau Ia mau..krn
Ia terlalu Pengasih dan terlalu Adil.
Itu yang
menjelaskan mengapa seluruh takdirNya adalah kebaikan semata..termasuk
semua musibah yang menimpa hambaNya..itu pertanda cinta. Memadukan
keperkasaan dan kasih sayang..kekuatan dan keadilan..adalah sifat Allah
yang menciptakan harmoni dan keseimbangan dalam takdirNya.
Semua
ketetapan Allah itu, yang didasarkan pada ilmu dan kemampuan, kasih
sayang dan keadilan..diturunkan sebagai takdir melalui pengaturan
(tadbir). Semua ketetapan Allah yang didasarkan pada ilmu dan kemampuan,
kasih sayang dan keadilan..diturunkan sebagai takdir melalui pengaturan
(tadbir), Makanya Allah disebut sebagai Al Mudabbir atau yang mengatur
dan merencanakan detil-detil kehidupan manusia..hidup kita berjalan
dalam skenarioNya..
Seperti dalam kisah Nabi Yusuf..tak
satupun dari mereka yang terlibat dalam jalinan kisah itu yang tahu
akhir cerita itu kelak..plotnya kemana??. Mereka semua hanya bergerak
dengan sebuah kesadaran yang konstan akan kehendak baik Allah.. mereka
tidak tahu ujung ceritanya.. tapi mereka yakin pasti baik..
Di
puncak kesedihannya Ya'qub hanya berkata.."Saya hanya mengadukan keluh
dan sedihku kepada Allah"..ia pasrah karena ia yakin dengan ujungnya.
Saudara-saudara
Nabi Yusuf yang berkonspirasi menjeblosnya kedalam sumur tidak sadar
bahwa mereka hanya menjebak diri mereka sendiri.. mereka pikir mereka
cerdas. Padahal saat berada dalam sumur Allah meyakinkan Nabi Yusuf
bahwa kelak dia ceritakan urusan ini kepada saudara-saudaranya.. mereka
cuma tidak sadar saja sekarang..
Jadi ketika mendengar cerita
anak-anaknya tentang Nabi Yusuf yang sudah dimangsa serigala, Ya'qub
berkata kalian pikir konspirasi ini baik bagi kalian?.
Nabi
Ya'qub menyabar-nyabarkan dirinya..kesabaran yang indah katanya..dan
hanya Allah yang dimohon pertolonganNya atas apa yang kalian ceritakan.
Nabi Ya'qub menjalani pengaturan Allah ini dengan sabar dan penuh
keyakinan..sebab Allah telah mengajarkan ini padanya dengan caraNya
sendiri. Dan sesungguhnya dia (Ya'qub) mempunyai pengetahuan karena Kami
telah mengajarkan kepadanya, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
(QS:Yusuf:).
Jadi Nabi Ya'qub selalu berkata kepada
anak-anaknya "Aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada
mengetahui"..ia tahu ini pengaturan Allah. Apa Ya'qub tahu jalan
ceritanya secara detil? Mungkin tidak juga.Tapi dia tahu ujungnya pasti
baik. Jadi dia hanya menjaga agar sikapnya tetap benar.
Saat
berkumpul di ujung cerita yang indah..Ya'qub mengulangi lagi: "Kan
sudah aku katakan pada kalian bahwa aku tahu dari Allah apa yang tidak
kalian tahu" Tapi Yusuf menyimpulkan "Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut
terhadap apa yang Dia kehendaki.Sungguh Dialah Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana"
Inilah akhirnya yang kita pelajari dari
kisah ini bahwa iman pada takdir membuat kita menghadapi berbagai
konspirasi dengan cara yang sangat berbeda..
Iman pada
takdir membuat kita membaca konspirasi dengan mata hati..mencium dengan
firasat.. tapi bereaksi dengan sabar dan teguh..penuh ilmu penuh iman..
Sebab
Allah punya tipu dayaNya sendiri..sebab manusia tidak pernah tahu ujung
cerita dari skenarioNya..itu mengapa mereka mudah terjebak sendiri!
Kisah
Nabi Yusuflah yang mengajarkan kita bagaimana sebuah konspirasi dengan
keimanan pada takdir..kita akan tampak lugu mungkin.. tapi tidak pada
hakikatnya.
Mungkin kita terlihat naif karena percaya takdir dalam
menghadapi konspirasi. Tapi tidak! Ilmu kitalah yang berbeda dengan
ilmu mereka..sebab sumbernya juga beda!
Sdh kucium bau Yusuf kalau
saja kalian tidak akan menuduhku lemah akal, kata Ya'qub menjelang
pertemuan kembali seluruh keluarga itu..
Yang tidak
disadari para konspirator itu adalah bahwa sebenarnya mereka tidaklah
mengendalikan permainan..terlalu banyak yang tidak bisa mereka
kendalikan..
Orang berakal itu, kata ulama kita, adalah
yang paling banyak memikirkan akibat dari semua kata dan
tindakannya..itu karena mereka percaya pengaturanNya.
Jika
terkepung dalam perang kita harus cari tempat berlindung yang lebih
tinggi.. tapi Allah justru menyuruh Nabi Musa ke tepi laut saat dikejar
Fir'aun??
Nabi Musa mengikuti perintah itu..dan Fir'aun
makin bernafsu..ia yakin pasti dapat mangsa yang empuk..laut merah akan
jadi saksi pembantaian..
Nabi Musa pasti tampak lugu dan
naif di mata Fir'aun..tapi ini pengaturan Allah yang tidak disadari
Fir'aun..dia pikir dia hebat dan perkasa..
Saat Fir'aun
tiba di tepi laut merah..Nabi Musa dan kaumnya sudah ada di seberang
laut.. karena laut terbelah..Fir'aun tidak bertanya lagi kok bisa? Tak
ada lagi pertanyaan dalam benak Fir'aun tentang arti laut
terbelah..apalagi kecurigaan bahwa itu akan jadi jebakan.. jadi mereka
kejar mangsa penuh nafsu. Laut merah itulah yang menutup riwayat
keangkuhan Fir'aun..permulaan yang tampak naif berujung dengan tragedi
yang dahsyat..itulah pengaturan Allah..
Jika saja Fir'aun
berangkat lebih pagi mengejar Nabi Musa dan kaumnya, mungkin mereka bisa
menangkapnya sebelum sampai ke seberang laut. Tapi mereka telat. Tahu
kenapa mereka telat? Karena pagi itu ayam berkokok setelah matahari
terbit. Jadi Fir'aun dan pasukannya kesiangan. Jadwal ayam berkokok
merubah sejarah.
Hanya satu makhluk dari seluruh penghuni
alam raya ini yang digunakan Allah untuk mengubah jalannya sejarah.
Hanya ayam. Itupun cuma jadwal berkokoknya.
Seluruh
makhluk di alam raya ini adalah pasukanNya.. yang tunduk pada
perintahNya..itu yang tidak bisa dikendalikan manusia.. tapi itu juga
tidak disadarinya..
Semua sumber daya itu membuatNya Maha
Mampu melakukan apa saja yang Ia mau, mengeksekusi rencanaNya. Itulah Al
Qudroh, kemampuan yang tidak terbatas.
Ayat-ayat tentang
takdir ini paling banyak diturunkan pada konteks politik dan kekuasaan,
karena dalam pergulatan itulah iman kita pada takdir paling banyak
diuji.
Dalam pertempuran dan pertarungan politik iman kita
pada takdir paling banyak diuji, karena dalam kondisi itu kita gampang
labil dan tergoncang secara batin.
Itu sebabnya panyak
tentara yang pergi cari jimat sebelum bertempur..atau penguasa cari
dukun untuk memastikan kesinambungan kekuasaannya..
Tentara
dan penguasa terlibat dalam banyak pertempuran dan konflik..hidup dalam
ketidakpastian dan goncangan tanpa henti.. mereka mudah jadi rapuh..
Tentara dan penguasa butuh sandaran spiritual lebih besar dan kokoh..sayangnya mereka sering mencarinya di luar Allah..
Bekerja
dalam dunia politik tanpa iman yang kokoh pada takdir membuat kita
labil dan rapuh, mudah mengalami disorientasi dan tersesat di tengah
jalan!
Musa berkata kepada kaumnya:"Mintalah pertolongan
dari Allah dan bersabarlah, sungguh Dia akan wariskan bumi ini kepada
hamba yang dikehendakiNya"..
Di antara Fir'aun dan Musa, Allah
memberlakukan takdirNya: shifting of power..itulah
pengaturannya..terlalu halus memang..dan tak terbaca..
Iman
pada takdir membuahkan keyakinan yang kokoh dan kesabaran yang
panjang..itulah kunci dari karakter para pemenang: keyakinan dan
kesabaran..