RSS

Kamis, 15 Oktober 2009

“Mencintai sejantan ‘Ali” ( Jalan Cinta Para Pejuang )


" Adakah buku yang bercerita mengenai perjalanan cinta para sahabat..?" tanyaku pada teman..
" aku butuh referensi.. butuh keteladanan dari mereka... adakah buku yang mengisahkan cinta mereka..?" ku bertanya kembali seperti putus asa..
" pasti ada poet.. kamu cuma blm cari saja.." jawab teman meyakinkan..
" dari buku kisah 60 sahabat.. tidak ada satupun yang membicarakan kisah cinta mereka.." ujarku lirih..
" km masih harus cari bukunya.. ku yakin.. pasti ada.. pasti.. "



Yap.. memang ternyata ada.. Alhamdulillah dapat salah satu cerita sahabat mengenai management cinta mereka..

Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah

chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.

Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.


Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”


Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,
dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)
Fathimah berkata kepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
Kisah ini disampaikan disini,
bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an
Kisah ini disampaikan
agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah
bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi
dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu
Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba

Subhanallah...

Rabu, 14 Oktober 2009

Khutbatul Wada' ( Khutbah Wada)


- in English Transltn -

The Last Sermon of the Prophet


The last sermon of the Prophet-peace be upon him- is known as Khutbatul Wada'. It is mentioned in almost all books of Hadith. Following Ahadith in Sahih Al-Bukhari refer to the sermon and quote part of it. See Al-Bukhari, Hadith 1623, 1626, 6361) Sahih of Imam Muslim also refers to this sermon in Hadith number 98. Imam al-Tirmidhi has mentioned this sermon in Hadith nos. 1628, 2046, 2085. Imam Ahmed bin Hanbal has given us the longest and perhaps the most complete version of this sermon in his Masnud, Hadith no. 19774.

This Khutbah of the Prophet-peace be upon him- was long and it contained much guidance and instructions on many issues. The Prophet-peace be upon him- gave this sermon in front of a large gathering of people during Hajj.

Whosoever heard whatever part of the sermon reported it and later some scholars put it together. It is a great khutbah and we should all pay attention to its message and guidance. Following are the basic points mentioned in this khutbah:

O People
Lend me an attentive ear, for I know not whether after this year, I shall ever be amongst you again. Therefor listen to what I am saying to you very carefully and take these words to those who could not be present here today.

O People
Just as you regard this month, this day, this city as sacred, so regard the life and property of every Muslim as a sacred trust. Return the goods entrusted to you to their rightful owners. Hurt no one so that no one may hurt you. Remember that you will indeed meet your Lord, and that He will indeed reckon your deeds. Allah has forbidden you to take usury (interest); therefore all interest obligation shall henceforth be waived. Your capital, however, is yours to keep. You will neither inflict nor suffer any inequity.

Allah has Judged that there shall be no interest and that all interest due to Abbas Ibn ‘Abd al Muttalib (the Prophet's uncle) shall henceforth be waived.

Beware of Satan for the safety of your religion. He has lost all hope that he will ever be able to lead you astray in big things, so beware of following him in small things.

O People
It is true that you have certain rights in regard to your women, but they also have rights over you. Remember that you have taken them as your wives, only under Allah's trust and with His permission. If they abide by your right then to them belongs the right to be fed and clothed in kindness. Do treat you women well and be kind to them, for they are your partners and committed helpers. And it is your right that they do not make friends with anyone of whom you do not approve, as well as never to be unchaste.

O People
Listen to me in earnest, worship Allah, say your five daily prayers (Salah), fast during the month of Ramadan, and give your wealth in Zakat.

Perform Hajj if you can afford to.

All mankind is from Adam and Eve, an Arab has no superiority over a non-Arab nor a non-Arab has any superiority over an Arab; also a white has no superiority over a black, nor a black has any superiority over a white- except by piety and good action. Learn that every Muslim is a brother to every Muslim and that the Muslims constitute one brotherhood. Nothing shall be legitimate to a Muslim, which belongs to a fellow Muslim unless it was given freely and willingly. Do not therefor, do injustice to yourselves.

Remember one day you will appear before Allah and answer for your deeds. So beware, do not stray from the path of righteousness after I am gone. People, no prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason well therefore, O people, and understand words which I convey to you. I leave behind me two things, the Quran and the Sunnah (Hadith), and if you follow these you will never go astray. All those who listen to me shall pass on my words to others and those to others again; and may the last ones understand my words better than those who listened to me directly. Be my witness, O Allah, that I have conveyed your message to your people."



- BAHASA INDONESIA-

 KHUTBAH HAJI WADA'


Hari itu Hari Tarwiyah 10 H. Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pergi ke Mina dan melaksanakan shalat zuhur, asar, magrib, isya, dan subuh di sana. Seusai menanti beberapa seat hingga matahari terbit, beliau lantas melanjutkan perjalanan hingga tiba di Arafah. Tenda-tenda waktu itu telah didirikan di sana. Beliau pun masuk tenda yang disiapkan bagi beliau.

Setelah matahari tergelincir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta agar Al-Qashwa’, unta beliau, didatangkan. Beliau kemudian menungganginya hingga tiba di tengah Padang Arafah. Di sana telah berkumpul sekitar 124.000 atau 144.000 kaum Muslim. Beliau kemudian berdiri di hadapan mereka me¬nyampaikan khutbah haji terakhir beliau yang lebih dikenal dengan sebutan haji wada’:

Wahai manusia! Dengarkanlah nasihatku baik-baik, karena barangkali aku tidak dapat lagi bertemu muka dengan kamu semua di tempat ini. Tahukah kamu semua, hari apakah ini? (Beliau menjawab sendiri) Inilah Hari Nahr, hari kurban yang suci.Tahukah kamu bulan apakah ini? Inilah bulan suci. Tahukah kalian tempat apakah ini? Inilah kota yang suci. Karena itu, aku permaklumkan kepada kalian semua bahwa darah dan nyawa kalian, harts bends kalian dan kehormatan yang satu terhadap yang lainnya haram atas kalian sampai kalian bertemu dengan Tuhanmu kelak. Semua harus kalian sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sebagaimana sucinya bulan ini, dan sebagaimana sucinya kota ini. Hendaklah berita ini disampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir di tempat ini oleh kamu sekalian!

Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Hari ini hendaklah dihapuskan segala macam bentuk riba. Barang siapa yang memegang amanah di tangannya, maka hendaklah is bayarkan kepada yang empunya. Dan, sesungguhnya riba jahiliah adalah batil. Dan awal riba yang pertama sekali kuberantas adalah riba yang dilakukan pamanku sendiri, Al-’Abbas bin’Abdul-Muththalib.

Hari ini haruslah dihapuskan semua bentuk pembalasan dendam pembunuhan jahiliah, dan penuntutan darah cara jahiliah. Yang pertama kali kuhapuskan adalah tuntutan darah ‘Amir bin Al-Harits.

Wahai manusia! Hari ini setan telah putus asa untuk dapat disembah pada bumimu yang suci ini. Tetapi, ia bangga jika kamu dapat menaatinya walau dalam perkara yang kelihatannya kecil sekalipun. Karena itu, waspadalah kalian atasnya! Wahai manusia! Sesungguhnya zaman itu beredar sejakAllah menjadikan langit dan bumi.

Wahai manusia! Sesungguhnya bagi kaum wanita (istri kalian) itu ada hak-hakyang harus kalian penuhi, dan bagi kalian juga ada hak-hak yang harus dipenuhi istri itu. Yaitu, mereka tidak boleh sekali-kali membawa orang lain ke tempat tidur selain kalian sendiri, dan mereka tak boleh membawa orang lain yang tidak kalian sukai ke rumah kalian, kecuali setelah mendapat izin dari kalian terlebih dahulu. Karena itu, sekiranya kaum wanita itu melanggar ketentuan-ketentuan demikian, sesungguhnya Allah telah mengizinkan kalian untuk meninggalkan mereka, dan kalian boleh melecut ringan terhadap diri mereka yang berdosa itu.Tetapi,jika mereka berhenti dan tunduk kepada kalian, menjadi kewajiban kalianlah untuk memberi nafkah dan pakaian mereka dengan sebaik-baiknya. Ingatlah, kaum hawa adalah makhluk yang lemah di samping kalian. Mereka tidak berkuasa. Kalian telah membawa mereka dengan suatu amanah dari Tuhan dan kalian telah halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah tentang urusan wanita dan terimalah wasiat ini untuk bergaul baik dengan mereka.

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Wahai manusia! Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian sesuatu, yang jika kalian memeganginya erat¬-erat, niscaya kalian tidak akan sesat selamanya. Yaitu: Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Wahai manusia! Dengarkanlah baik-baik spa yang kuucapkan kepada kalian, niscaya kalian bahagia untuk selamanya dalam hidupmu!
Wahai manusia! Kalian hendaklah mengerti bahwa orang-orang beriman itu bersaudara. Karena itu, bagi tiap¬-tiap pribadi di antara kalian terlarang keras mengambil harta saudaranya, kecuali dengan izin hati yang ikhlas.

Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah saksikanlah!

Janganlah kalian, setelah aku meninggal nanti, kembali kepada kekafiran, yang sebagian kalian mempermainkan senjata untuk menebas batang leher kawannya yang lain. Sebab, bukankah telah kutinggalkan untuk kalian pedoman yang benar, yang jika kalian mengambilnya sebagai pegangan dan lentera kehidupan kalian, tentu kalian tidak akan sesat, yakni Kitab Allah (AI-Quran).

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kalian itu satu, dan sesungguhnya kalian berasal dari satu bapak. Kalian semua dari Adam dan Adam terjadi dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian semua di sisi Tuhan adalah orang yang paling bertakwa. Tidak sedikit pun ada kelebihan bangsa Arab dari yang bukan Arab, kecuali dengan takwa.

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Karena itu, siapa saja yang hadir di antara kalian di tempat ini berkewajiban untuk menyampaikan wasiat ini kepada mereka yang tidak hadir!
Tak lama setelah Rasulullah Saw. menyampaikan khutbah tersebut, turunlah firman Allah, Pada hari ini telah Kusempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku dan Islam telah Kuridhai menjadi agama bagi kalian (QS AI-Ma’idah [5]: 3).

Mendengar firman Allah tersebut, ‘Umar bin Al-Khath¬thab pun meneteskan air mata. Melihat hal itu, dia pun dita¬nya, “‘Umar! Mengapa engkau menangis? Bukankah engkau ini jarang sekali menangis?”
“Karena aku tahu, selepas kesempurnaan hanya ada kekurangan,” jawab Umar. Ia telah merasakan suasana perpisahan (wada’) terakhir dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sangat dicintainya.

(Diceritakan kembali dari sebuah hadis yang dituturkan oleh Al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Umar dan sebuah kisah yang dituturkan oleh Ibnu Hisyam dalam Al-Sirah Al-Nabawiyyah dalam Teladan indah Rasulullah dalam ibadah, Ahmad Rofi ‘Usmani)

Selasa, 13 Oktober 2009

Tunjukkan padaku kawan.. dimana letak kesalahan itu.?



Sungguh.. hanya satu pintaku.. berharap bahwa ini bukan merupakan sebuah kesalahan..  walaupun memang sudah fitrahnya kepada seorang manusia..
bermula dari dialog singkat dengan seorang sahabat... akhirnya sebuah pertanyaanpun muncul...

“Apakah merupakan suatu kesalahan.. ketika seorang manusia mempunyai kecendrungan kepada orang lain.. namun dia berusaha untuk melegalkannya melalui  jalan pernikahan, dengan mengharap Ridho-Nya..?” ..
ya.. pertannyaan yang simple..  “apakah rasa itu salah..?”  lalu bagaimana dengan fitrah seorang manusia..? bukannya fitrah manusia untuk mencintai?

"Tunjukkan padaku kawan.. dimana letak kesalahan itu.. Apakah ini sebuah kesalahan..? sungguh.. ana tidak melihat ini sebuah kesalahan..”

kamipun sulit untuk menjawab bahwa ini sebuah kesalahan...  Ya.. bukan.. bukan rasa itu yang salah.. ini bukan sekedar salah atau benar.. berusaha sangat untuk menjernihkan bashiroh.. sungguh Ya Allah.. hamba butuh bimbingan Mu.. bahkan untuk menjawab sebuah pertanyaan ini...

Kalau menurut ana.. intinya ada di Manajemen hati.. bagaimana usaha kita untuk menata hati agar tetap bermuara kepadaNya.. bukannya begitu kawan..?

Kalau seandainya memang ada kecendrungan..
itu salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia..  Allahlah yang Maha membolak-balikan hati manusia.... bisa jadi itu merupakan ujian untuk kita.. bagaimana kita bisa melewati tahap ini..
sungguh..
Subhanallah..  jika pada akhirnya hal tesebut berakhir di pernikahan.. jika tidak..?
Astaghfirullah..
Jangan biarkan hati terombang-ambing, terlena.. atau apalah istilahnya..
Jika memang kecendrungan itu ada.. pastikan kecendrungan itu adalah hal yang bisa meningkatkan keimanan kepada Allah.. bukan materi apalagi fisik semata.. bukankah Rasulullah pernah bersabda : ”Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.”� (Bukhari dan Muslim).. Ya.. Ad dien lah yang menjadi prioritas yang utama.. Allah menjadi alasan paling utama..
Jika memang kecendrungan itu ada..
segeralah legalkan.. Ikhtiar dan doa.. baik ikhwan maupun akhwat.. dengan cara yang ahsan.. dalam rambu2 yang syar’i..
luruskan niat kita..
Ana yakin antum semua faham akan tujuan sebuah pernikahan...
"Bahwasanya semua amal itu tergantung niatnya, dan bahwasanya apa yang diperoleh oleh seseorang adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya..." (HR. Bukhari dan Muslim).

Teringat kembali  dengan memo singkat yang ana buat 3 tahun lalu :
-23:41;BS;091505-

Sebegitu sakitkah orang yang jatuh cinta..?
Kasihan.. ketika nafsu sudah mengalahkan segalanya..
tp benarkah hal ini bisa menyerang seorang ikhwah..? ( mm merekapun bukan seorang malaikat..)
kasihan.. ketika nafsu sudah menguasai hatinya..
Sebegitu hebatkah..?!
sehingga niat mengharapkan Ridho-Nya menjadi terkotori  beralih dengan mengharapkan pujian selain dari-Nya..?
Sungguh kasihan...
Ketika akhirnya amal2 kabaikan ini..
 berhamburan bagai pasir di pantai...berpencar bagai buih dilautan atau bahkan..
bagai debu2 yang diterbangkan angin..?
smua lepas begitu saja.. tidak ada nilainya.. tidak bersisa sama sekali...
SO SAD.. ketika akhirnya nafsu2 itu berhasil menguasai dirinya...
Semoga hal tersebut tidak terjadi di dalam diri ini.. dalam diri kita.. dalam barisan da’wah ini..



“ Ya Allah.. lindungi kami dari godaan syaitan yang terkutuk.. dengan segala cara mereka menggoda kami.. Engkaulah sebaik-baik penolong dan pelindung..
Ya Allah janganlah Engkau sesatkan kami setelah Engkau memberi kami petunjuk.. dan berilah kami Rahmat dari hadapan Mu.. sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Rahmat..”




timur jakart,cjt
0:18;101308
-Ya Allah tautkan hati ini untuk slalu mcintaiMu dan RasulMu-

Rabu, 07 Oktober 2009

I love u coz Allah.. ^_^.. "As long as you love Allah, i will love you..."



Bicara tentang Cinta..?
Poe ga tau mesti nulis apa... ^_^. Karena poe sendiri sedang belajar memaknai esensinya.. bukan sekedar teori.. sulit, pasti..! tp bukan berarti ga bisa.. memanagementkan rasa cinta di hati.. layaknya sebuah mozaik atau pzl, setiap keping mempunyai arti.. yang semuanya menyatu.. bermuara pada Sang kholik... akhirnya benar..

I love u coz Allah.. 

“Sepantasnya cinta kasihKu tercurah kepada orang-orang yang mereka itu saling berkasih sayang, saling mencinta ( al Mutahabbiin) di jalanku. Sepantasnyalah cinta kasihKu tercurah kepada mereka yang saling menghubungkan silaturahmi pada jalanKu. Sepantasnyalah cinta kasihKu tercurah kepada mereka yang saling menasehati karena pada jalanKu. Sepantasnyalah cinta kasihKu tercurah kepada mereka yang saling menziarahi karena aku. Sepantasnyalah cinta kasihKu tercurah kepada yang memberi karena Aku.” 
(H.R ahmad, ibnu hibah dan Al hakim)

Hal yang salah adalah ketika ada kepingan besar mendominasi.. sehingga orientasi bukan lagi kepada Robb.. atau mungkin kesana.. namun terkotori oleh nafsu? Ketika itu terjadi .. saatnya bagi kita untuk menata hati kembali.. mensucikan jiwa.. istighfar sebanyak2nya.. menetralkan hati..menground-kan aliran e- (elektron) sehingga akhirnya seimbang dg proton dan menjadi netral.. yap..meluruskan sebuah tujuan dalam mencintai..
jika dalam lingkup jodoh.. percayalah bahwa prinsip ketaktentuan Heisenberg tidak berlaku disini.. karena semua tertentu.. semua terkuantuisasi.. semua terhitung dengan sangat cermat.. semua sudah ditetapkan.. walaupun kebanyakan fenomena alam ini berada dalam keadaan ketaktentuan (chaotic) daripada yang tentu (deterministik) tp sesungguhnya hal tsb dalam kacamata Allah mrpkn tertentu.. atau mungkin poe yang salah dalam berfikir..? wallahu’alam.. (mhn di kritisi kl salah..)
Dan jika hal itu terjadi.. saatnya pula kita belajar kembali akan makna sebuah keikhlasan.. keikhlasan memberi juga menerima terhadap apa yang sudah Allah tetapkan sebagai takdir kita... sehingga tidak ada rasa kekecewaan dalam hati ketika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan... karena setiap keputusan yang kita ambil semata-mata karena Allah.. mungkin sulit.. tp bukan berarti tidak bisa... karena memang sudah sepantasnya.. 
Akhirnya... 
tetaplah berjaga di garis batas impian dan kenyataan.. karena tidak ada seorangpun yang selalu mendapatkan apa yang diinginkan.. dan sesungguhnya setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya.. 

"I love you because you love Islam, you love Allah... As long as you love Allah, i will love you...".




Longger  than there’ve been fishes in the ocean
Higher than any bird ever flew
Stronger than any mountain.
Truer than any tree ever grew
Deeper than any forest primeval
I am in love with You.. i’m so in love with You...
Allah.. The One and Only..


Timur jakarta..nov 08
 










teman sejati hanyalah amal


Sedikit terinspirasi nulis ini.. waktu pulang dari Jogja... walaupun kejadiannya udah cukup lama..

Bismillah...
Waktu itu poe3 pulang ke jakarta mdadak banget, maju sehari dari waktu yang da direncanakn, padahal da ada tiket buat balik.. tpaksa de di cancel.. bingung balik ke jkt naek apa coz hrus scepat mungkin..udah j3 sore.. hrs sampe di jakarta besoknya j7 pg.. nunggu tiket kosong di stasiun or bandara bukan pilihan yang tepat, bisa2 malah ga dapet.. soalnya waktu yang tersedia cuma 2jam dari jam pemberangkatan..
Alhamdulillah ada sepupu yang balik ke jakarta hari itu juga karena ngejar deadline kerja, di mobilnya masih sisa 1 kursi kosong.. pas banget.. so poe3 bisa nebeng di mobilnya.. walaupun sedikit sempit but its ok.. sore itu juga kita jalan... sempet kuatir, coz kondisi lagi ga fit kena flu-pilek, berharap ga demam di jalan..
ga pduli dinginnya udara, pekatnya malam yang dilewati... jakarta cepatlah sampai..
i just want to go home early.. hingga akhirnya sayup2 terdengar lagu bila waktu tlah berakhir nya opick -dari tape mobil.. saat dini hari..


Bagaimana kau merasa bangga
Akan dunia yang sementara
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
Menginggalkan dirimu

Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tau kau sadari
Masihkah ada jalan bagimu untuk kembali
Mengulangkan masa lalu
Dunia dipenuhi hiasan
Semua dan segala yang ada akan kembali pada-Nya

Bila waktu tlah memanggil, teman sejati
hanyalah amal
Bila waktu tlah berhenti teman sejati
tinggalah sepi...

jd berpikir.. amal istimewa apa ya yang udah ana lakukan untuk bekal nanti di akherat.. ? prestasi amal..? ya..apa aja.. bekal yang bisa kita bawa di akherat nanti? baik harta, perbuatan, waktu, dll apa aja.. bahkan jiwa..

ana teringat sama adik kelas dulu.. waktu itu abis rapat bem, trus dia izin mo pulang ke jkt.. ana tanya “emangnya klo pulang naik apa..? bis apa kreta..?”
dia bilang “ sebenernya bisa naek kedua2nya mba.. tp enakkan naik kereta..” .
“ loh.. emangnya knapa..? bukannya naik bis jg enak...”.
"iya sih.. tp klo di kreta lebih banyak amal yang bisa di lakukan..” dengan suara yang sedikit lirih..

Subhanallah.. ternyata dia punya ladang amal.. walaupun cuma dikreta.. dengan caranya dia sendiri.. entahlah apakah dengan memberikan ibu2/nenek2/kakek2 duduk, dengan amal jariahnya kpada pengemis, atau bahkan hanya tersenyum pada tukang jualan yang kerepotan bawa barang dagangannya (klo yang ini jgn dilakukan ma akhwat y).. dia punya caranya sendiri untuk meraih prestasi amalnya.. klo mo sedikit egois bisa aja dia pilih naek bis.. walaupun dengan cost yang sedikit berbeda, namun nyaman, bisa tidur lelap tanpa gangguan pengemis or tukang jualan.. dari kreta juga dia belajar hal lain.. pandai bersyukur.. ya.. jadi lebih banyak bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepadanya..

dalam syair dikatakan..
Kamu menangis dan menjerit saat dilahirkan oleh ibumu
sedang orang-orang yang ada disekitarmu tertawa karena gembira
Maka beramallah untuk dirimu
sampai kamu tersenyum gembira pada hari kematianmu
sedang mereka menangisi kepergianmu

Rasulullah bersabda..
“Ada tiga yang akan mengikuti mayit: keluarga, harta dan amalnya.
Yang kedua akan pulang sementara yang satu akan tetap kekal.
Keluarga dan hartanya akan pulang, sedangkan amalnya akan tetap”.
( HR. Bukhari dan Muslim)

Kematian adalah hal yang pasti pada setiap manusia..
Demi Allah.. kematian pasti akan datang.. kepada ana.. antum.. kita semua...
Namun sudahkah kita mempersiapkan bekal kita untuk menghadapinya..?

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Q.S. 3:185)

Sungguh.. kita tidak akan pernah tau.. sampai kapan Allah menitipkan jatah usia pada kita.. bisa jadi langkah kita di dunia tidak akan lama lagi, entah hari ini.. besok.. lusa..? kita tidak akan pernah tau kapan kita akan kembali menghadapNya..

Ana membayangkan.. bagaimana jika waktu kematian tiba pada ana.. ketika tiba saatnya akhir perguliran waktu ana di dunia... ketika tiba saatnya sakaratul maut... ketika tiba saatnya dada sesak untuk bernafas.. ketika tiba saatnya Malaikat Izrail menjalankan tugasnya.. akankah ia tersenyum atau marah..?
ketika tiba saatnya terpisahnya antara jasad dan ruh..
ketika tiba saatnya sendirian di dalam kubur.. gelap.. sempit..
ketika tiba saatnya ketakutan menyergap saat dihadapkan kepada siksa kubur..
adakah yang dapat menolong..? siapa..? Akankah amal ana mampu menolong ? akankah amal ini cukup untuk bekal ana nanti..? Akankah amal ini membuat ana gembira di saat kematian tiba..?

Ya Allah ana tidak sanggup untuk membayangkan bila waktu itu tiba... namun bukankah kita tidak boleh takut dengan kematian..? karena.. setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati..
Pasti..!
Demi Allah.. hal ini akan terjadi.. nanti..
bila waktu itu tiba..

“ ... Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan,
dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” ( Q.S. 28:88)

Ana jd malu.. sungguh.. ana bukanlah seorang ‘alim.. yang apabila dikatakan padanya alam kubur pasti air matanya langsung meleleh membayangkannya.. bukan pula ahli hikmah ataupun seorang penyair yang dapat mengekspresikan perihnya sakaratul maut dalam kesedihan goresan tintanya..

Ana.. just a simple person.. hanya orang biasa.. yang terkadang lupa.. atau pura2 lupa..? bahawa Malaikat Izrail dapat kapan saja menjemput kita.. dimana saja.. setiap saat.. dalam hati terkadang bertanya.. knapa terlalu biasa untuk mengingat kematian ?
Knapa belum juga mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.. ? knapa hanya sedikit waktu yang tersedia untuk mengingatnya? apa karena dunia yang membuat waktu untuk mengingatnya menjadi sedikit..? terlalu sibuk untuk urusan duniawi..? Astaghfirullah... Begitu lalaikah? Ampuni hamba Ya Allah atas kelalaian diri ini..

Ya Allah.. Yang Maha Mematikan...
kembalikan kami dalam keadaan berserah diri kepada Mu...
dalam keadaan fitrah iman dan islam...
dalam keadaan khusnul khotimah..

“ Allahumma a’inni ‘ala sakaratil mauut..
Allahumma hawwin ‘alayya sakaratil mauut..
Laa illahaillaallah inna lilmauti la sakarati..”

Sahabat... Saat kematian adalah saat yang padanya manusia terbuang, jangan sampai ketika waktu kita tlah berakhir.. lalu mencari amal, tetapi tidak ditemukannya, kecuali hanya apa yang dilakukannya dahulu.. Astaghfirullah...
Mari kita luruskan hati ini.. niat ini.. keikhlasan kita dalam beramal sholeh sekecil apapun itu.. sehingga amal ini tidak seperti debu-debu yang beterbangan ditiup angin.. atau seperti buih dilautan... ataupun tidak seperti layaknya fatamorgana di padang pasir.. yang tidak berbekas sama sekali... tidak ada...

Semoga amal sholeh yang kita lakukan akan menjadi teman setia yang ga akan pernah meninggalkan kita dikala orang2 yang paling dekat meninggalkan kita.. yang nantinya dapat menjadi bekal kita di akherat nanti..

“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal
diantara kamu.. baik laki2 atau perempuan. ” (QS.3 : 195)



"Wahai anak cucu Adam,
engkau hanyalah kumpulan dari hari-hari yang terhitung.
Bila berlalu satu hari berarti hilanglah sebagian darimu.
Jika hilang sebagian darimu maka bertambah dekatlah saat kematianmu.
Kalau engkau sudah mengetahui hal itu Maka segeralah berbuat!
(Beramal, bersiap dan berbekallah)."
( Hasan al-Bashri )

HambaMu yang lemah..
Jkt-awal may06

Selasa, 06 Oktober 2009

Surat Cinta dari Nya


Ana punya teman.. dia punya kebiasaan yang cukup.. aneh.. ya gitu deh.. he2.. dulu.. kita ber3 pernah bikin tugas bareng sambil dengerin radio.. tiba2 terdengar lagu Sholder to cry on-nya Tommy Page.. ga tau kenapa, tiba2 salah satu dari temen ana tersebut langsung naik ke atas kasur dan membenamkan wajahnya dalam bantal.. Nah..? kita ber2 kebingungan whats wrong with her.? yah begitu lah.. ternyata memang dia punya kenangan dengan lagu itu.. dan setiap denger lagu tersebut selalu seperti itu... menangis..


Ada lagi yang lain... dia memang terkenal dengan melankolisnya.. waktu sma, pas lagi jam istirahat, ada yang nganyiin lagu When you say nothing at all-nya Ronan Keathing di kelas.. tiba2 aja matanya temen ana langsung berkaca2.. trus langsung bilang.. “waa jahat banget .. jangan nyanyiin itu di depan gw donk.. jadi sedih nie..” . Entahlah apakah ini juga mengingatkannya pada sesuatu..


Kalau yang ini temen ana yang laki2.. dia sedih banget klo denger lagu Yesterday-nya Beatleas.. ktanya.. “kisahnya tragis banget yah.. lagu yang paling kasihan yang pernah gw dengerin..” (dee segitunya..)


mmm.. begitu rapuhkah hati manusia.?
Dalam sebuah syair dikatakan :
Hidupku disisi-Mu dalam nuansa keakraban
bersabar dikejauhan adalah suatu kemustahilan
bagaimanakah aku dihadapan Mu dapat bersabar
dan adakah kesabaran seorang yang haus, terhadap air yang tawar?
Jika orang-orang dapat mempermainkan segala sesuatu
Kulihat cinta dapat mempermainkan semua orang



Sulit memang untuk menyangsikan kekuatan cinta dalam kehidupan manusia.. bisa jadi hal tersebut merupakan bentuk ekspresi cinta mereka.. atau bahkan kita pun –mungkin- pernah mengalami hal tersebut.. Namun bukan itu yang ingin ana bahas.. bukan apa yang menyebabkan mereka menangis ataupun tentang rasa cinta dan rindu.. bukan juga tentang kisah cintanya Laila-Majnun.. bukan itu.. mungkin lain kali kalau Allah mengizinkan-InsyaAllah..
Ana hanya ingin menulis tentang Surat CintaNya.. ya.. Surat cinta.. surat yang dapat mengekspesikan cinta kita.. atau surat yang dapat menyebutkan siapa diri kita...


Kalau seseorang menangis karena tersentuh akan isi lagu tersebut ataupun karena mengingatkan akan sesuatu hal mungkin sudah biasa, namun sudahkah hati ini tersentuh begitu mendengarkan ayat-ayat Qur’an.? Padahal isinya adalah Surat CintaNya yang dikirimkan untuk hambaNya.. yang di dalamnya ada sebab-sebab kemuliaan bagi kita..namun sudahkah kita memahaminya...?

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Q.S.8:2)


Jadi ingat sama seorang sahabat Rasulullah.. ana lupa namanya, afwan.... ( klo ada yang inget kasih tau ya..) ia sangat senang membaca surat Al Ikhlash.. ‘Qul huwallahu Ahad’. Bacaan itu selalu diulang-ulang dalam setiap rakaat, jadi walaupun ia membaca surat lain dalam sholatnya, ia selalu menutup dengan Al Ikhlas sebelum ruku’. Selalu dibaca dalam dzikirnya, selalu diucapkannya, selalu diingat untuk menyegarkan hatinya dan selalu digumamkan untuk menggerakkan anggota tubuhnya Sehingga Rasulullah bersabda, “Kecintaanmu padanya akan membuatmu masuk surga”.
Subhanallah.! Begitu cintanya ia dengan surat itu... surat cinta dari Sang kekasih yang selalu dibacanya... bentuk expresi cinta yang tiada tara.. yang pada akhirnya bermuara kepada Sang Khalik.


Expresikan cintamu..!
Setiap manusia.. ana, antum.. siapa aja.. mempunyai pemasalan yang berbeda, begitu juga dengan menyelesaikan solusinya.. Para sahabat dulu mempunyai perasaan yang tinggi dengan Al-Qur'an. Setiap masalah, kegoncangan jiwa, kesedihan, obatnya hanya satu yaitu Al-Qur'an, tempat di mana kegersangan jiwa mendapat solusi.. dan antum akan menemukan diri antum di dalamnya.. ga percaya..? Coba aja..!


Seorang sahabat Ahnaf Bin Qais punya kebiasaan menarik, sebelum membaca Al-Qur'an, selalu terlebih dahulu ia membaca surat Al Anbiya ayat 10, 'sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?'
lalu ia mulai membaca Al-Qur'an dan menemukan dirinya.


Masih ingat peristiwa aksi mahasiswa mengenai akbar tanjung di februari 2004 yang akhirnya bentrok dan menimbulkan korban..? akhwat ini salah satunya.. namun ia tidak terluka walaupun jatuh + tertindih beberapa akhwat lainnya..tapi Alhamdulillah ada yang menolongnya.. membantunya berdiri.. ia pun berlari sambil bertakbir..
Setelah bercerita kejadian hari itu.. dengan mata berkaca2, dia hanya berkata.. “tolong bacakan Ar Rahman untukku”. Sungguh.. ia hanya ingin mendengarkan surat itu... karena di dalam surat itu ia menemukan sesuatu.. ia menemukan dirinya-yang terkadang tidak bersyukur atas nikmat-Nya.. Namun akhirnya, ia merasakan bahwa Allah sangat menyayanginya.. masih memberikan kesempatan kepadanya untuk menyelesaikan amanah2nya.. masih memberikan waktu untuk bertobat dan beribadah kepadaNya, masih memberikan kesempatan untuk terus mencintai Allah dan rasulNya, dsb. Begitulah.. sejak kejadian itu, Ar Rahman menjadi surat favoritnya.. surat cinta yang membuat ia semakin mencintaiNya.. kalau sedang sholat dan kebetulan sang imam membaca Ar Rahman.. seketika itu air matanya meleleh.. mungkin itu salah satu bentuk ekspesi cintanya..


Ada jg seorang ikhwan.. ia sangat suka dengan surat Al A’la. Karena sewaktu ia umroh ada kejadian yang membuatnya jatuh cinta dengan surat tersebut. Wallahu’alam kejadiannya seperti apa.. yang pasti ia sangat menyukai surat itu..


Sobat… begitu sombongkah hati ini.. ketika tidak ada satu ayatpun yang membuat hati kita tersentuh..? yang membuat hati kita bergetar saat ayat tersebut dibacakan..? yang membuat air mata ini tumpah ketika ayat tersebut mengalun indah?
Sedikit bermuhasabah ...
Smoga Allah tidak mengunci mati hati ini..dan tidak menjadikannya keras seperti batu..


“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S.57:16)

Mari sobat bersama-sama expresikan cinta kita.. cinta kepada Sang Pencinta.. Temukan sebongkah cinta dan rindu yang akan kita persembahkan kepada Allah, kekasih abadi kita..


“ ..... Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”
(Q.S.19: 58)




Smoga Allah selalu menautkan hati-hati kita dalam cinta kepadaNya..
Wallahu’alam bishshawaab.


Salam takdzim 4 all
Here, there and Everywhere

Bumi Allah..jkt
The last week on Nov 05

Senin, 05 Oktober 2009

Untukmu yang Bersedih.. Laa Tahzan..


Buat yang bersedih...

Ana yakin antum pasti paham akan tabiat jalan da’wah.. di jalan ini Rasullullah dan para sahabat berjalan.. di jalan ini pula.. Insya Allah kita bersama pendukung da’wah berjalan dengan taufik dari Allah swt.
Ikhwah.. kita tau betapa sulitnya berada di jalan ini.. the long and winding road.. di jalan ini, kita berbekalkan akan iman, amal, muhabbah ( kasih sayang) dan ukhuwah..

Kasih sayang... dan ukhuwah..

Dan apakah artinya bekerja dengan rasa cinta..?
Ialah laksana menenun kain dari benang
Yang ditarik dari jantungmu
Seolah-olah orang yang kau kasihi
yang akan mengenakan kain itu

Tidak ada yang lebih membahagiakan ketika orang-orang yang kita kasihi..-ibu, ayah, kakak, adik, sahabat, teman, saudara, adik2 mitra kita- dibukakan pintu hatinya.. mendapatkan hidayah Allah... sehingga bersama2 dapat merasakan indahnya Islam..
apa lagi jika hidayah tersebut atas upaya kita..

”Sungguh apabila Allah memberi hidayah kepada seseorang karena upayamu, itu lebih baik bagimu daripada apa yang dijangkau matahari sejak terbit hingga terbenamnya.” 
( HR. Bukhari&Muslim)

Hidayah yang ana dapatkan ..-mungkin- ga lepas dari usaha2 antum... sholat bersama, ngaji bersama, saling menjaga dengan tausiyah agar mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran...bahkan hanya untuk bertemu untuk melepas kerinduan..
... kalian lah teman hijrah ana..
ukhti/akhi ana uhibbuka fillah.. sungguh.. i love u di jalan Allah.. coz Allah...

Cinta, ikhwah...
ini lah yang menguatkan kebersamaan da’wah. Cinta yang tumbuh karena Allah akan lebih abadi, sebab bersandar pada yang abadi ( Al Baqa).


Bagi yang bersedih....

Bukankah kita semua harus berusaha menjadi agen-agen kebaikan kepada siapa saja ? tidak melihat pada penampilan –keren-cacat- tua-muda- anak2- sapa aja.. karena kita yakin.. Islam adalah Rahmatan lil alamin..

Seseorang yang terbimbing adalah yang menyampaikan kalimat pada tempatnya, efektif dan bermanfaat.. karena kata adalah da’wah.. maka tingkat kesadaran dan kehati-hatian berbanding lurus dengan efektifitas menyentuh dan mengetuk hati sehingga objek da’wah menyambutnya.
Tidak perlu muluk-muluk untuk langsung dapat mengubah orang lain.. yang penting ada sesuatu meskipun sedikit yang bisa kita sebarkan kepada orang – orang di sekeliling kita.. orang2 yang kita cintai..

Kawan... Jangan pernah malas dan jemu berkorban untuk perniagaan ini!
Keep fight.. and fight.. Berjuang..! SEMANGAT..!
Sampai Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin menjadi saksi akan perjuangan itu.

MENJADI AGEN KEBAIKAN BAGI SIAPA SAJA.. Menjadi cahaya yang menerangi kegelapan dunia, menjadi pengingat mereka yang lupa, menjadi penunjuk jalan bagi yang tersesat, menjadi pendamai yang bersengketa, menjadi contoh dalam kebaikan, menjadi pengajar di masyarakat, menjadi pembina umat..

Ikatan cinta dan gelora semangat da’wah inilah yang akan terus kita warisi turun temurun..dengan estafet hati - estafet menggunakan kain yang kita tenun dari benang jantung kita- dari seseorang kepada yang lainnya dan menuju keindahan islam dari waktu ke waktu.
Ketika akhirnya sampai kepada kita, akan kemana cinta itu akan mengalir?


Untukmu yang bersedih...

Kala jiwa ini terasa letih tanyakan padaNya tentang mimpi besar kebangkitan islam.. mohonlah kekuatan agar jiwa ini tidak lagi lemah dan hati kesat..
semoga nur Illahi menjadikan kelemahan kita menjadi kekuatan...

Tidak salah untuk berhenti sejenak jika jiwa ini letih…menarik nafas panjang.. mensuply kembali energi yang terkuras.. but jangan terlalu lama terlena dalam peristirahatan. karena sungguh. hal itu akan membuat kita menjadi orang yang merugi..(Q.S 103:1-3)


Kenapa bersedih...?

Kawan... Kesempurnaan adalah sebuah hal yang mustahil kita raih, dalam kapasitas apa pun.. Namun, cukup lah ke-Maha Sempurna-an Allah menjadi motivasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas amal kita. Karena, kita bergantung kepada zat yang Maha Sempurna, akan kah kita ‘merasa nyaman’ dengan berbagai kekerdilan diri kita tanpa upaya perbaikan yang kontinyu?

Karena itu.. Mari kita berlari kawan.. bersama berlomba merebut cinta-Nya.. Sebab Allah akan labih cepat dari apa yang kita lakukan. Jika kita melangkah satu langkah, maka Allah akan mendekat satu hasta, jika kita berjalan, maka Allah akan berlari… dan bayangkan jika kira berlari menujuNya.. maka Allah akan labih cepat lagi mendekat kepada kita…
Subhanallah..

“Mereka itulah orang-orang yang berlomba dalam kebaikan dan mereka akan mencapainya”. (QS. 23 : 61)

” Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” 
(Q.S. 2: 148)

Laa Tahzaan ..

Karena semakin besar rintangan yang kita hadapi semakin besar kemuliaan yang akan kita peroleh.. bukankah kita hanya dapat melihat indahnya bintang-bintang ketika malam telah gelap dan juga indahnya pelangi ketika hujan telah reda..?
Yakinlah bahwa besarta kesulitan ada kemudahan..

Don’t be sad...
Karena kesedihan hanya kan membuat kita menjadi lemah dalam beribadah, malas untuk berjuang, putus harapan , berburuk sangka dan menenggelamkan kita kedalam pesimisme..

Jangan bersedih, sebab rasa sedih dan gundah adalah akar penyakit jiwa, sumber penyakit syaraf, penghancur jiwa, penebar keraguan dan kebingungan.

Jangan bersedih, dan jangan menyerah kepada kesedihan dengan tidak melakukan aktivitas. Sholatlah.. bertasbihlah.. bekerjalah.. dan renungkanlah..



Sekali lagi.. Untukmu yang bersedih

Laa Tahzan.. Allah bersama kita..
Afwan... ana ‘ga bisa membantu banyak...

“ Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya yang demikian adalah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (Q.S 2 :45)

Perjalanan perjuangan itu ikhwah.. Masih jauh .. dan kita masih di sini! Di jalan dakwah ini! Kita di sini untuk berjuang! Menapak tegak laju tanpa henti. Tak pernah merasa rugi menapak jalan ini, Karena.. Syurga Allah menanti..
Mari kawan.. bersegera menuju Nya..

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
(Q. 41 : 30)

Sepenuh cinta karena Allah di bumi-Nya
here.. there and everywhere

Jangan Menangisi apa yang bukan milik kita


Kemarin malam, 3 days ago.. aku smsan dengannya, ketika ia izin kepadaku akan pulang ke kampung halamannya.. Awalnya ia masih belum cerita tujuan pulang untuk apa.. ketika ditanya hanya bilang.. “ emangnya klo mau birrul waliddain ga boleh..?”  tapi aku yakin pasti ada sesuatu..  aku berfikir ia sedang menjalani proses menuju pernikahan.. karena biasanya temen2 yang sedang proses sering pulang..  sehingga dalam sms aku tambahkan ucapan akhir “ ----------- semoga dimudahkan ya ukh.”.

Setelah beberapa kali bersms.. akhirnya..  she said.. “ ------- iya deh ngaku. Insya Allah besok khitbah. anti siap jadi panitia ya.?”  Masya Allah.. aku kaget sekaligus gembira.. sedikit kecewa ketika dia tidak cerita mengenai prosesnya.. aku fikir masih dalam proses ta’aruf ternyata besok khitbah..  Tapi tidak apa2 mungkin memang baik seperti itu.. Sungguh aku gembira.. senang ketika bertambah saudaraku yang akan menggenapkan diennya melalui pernikahan. Hingga malam itu aku tutup smsnya dengan ucapan “Alhamdulillah ------------- ana tunggu kabarnya ya ukh..”

semalam, at 08.48pm.. aku masih di angkot 112 ketika menerima sms ini.. kabar darinya..

 “ Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya bila Allah menyukai suatu kaum, Allah uji mereka, siapa yang bersabar, maka baginya manfaat kesabaran. Siapa yang murka, baginya murka Allah (H.R. Tarmidzi)
Laa Takhof  Wa laa Tahzan. Innallahu ma’ana. Ganti itu datangnya dari Allah. Proses sudah berakhir dan khitbah batal..”

Masya Allah..  aku hanya bisa beristighfar.. kaget, bingung, sedih.. bercampur jadi satu.. ingin sekali menelpnya.. membesarkan hatinya, menanyakan kejadiannya.. What wrong..? kok bisa..? namun aku batalkan.. untuk sementara biarkan ia sendiri..

Akhirnya pagi tadi aku sms ia.. sempat bingung nulis apa untuk membesarkan hatinya.. karena dalam smsnya semalam.. dalam keadaan bersedih pun..di awal smsnya.. ia sudah membesarkan dirinya. Subhanallah..
Aku tau ini berat baginya, apalagi kejadian ini bukan yang pertama baginya..
sabar ya ukh..  
mungkin ikhwan itu memang bukan jodohnya.. kalupun ia jodohnya, InsyaAllah nanti akan dipertemukan kembali. Wallahu a’lam bish-shawab
Tapi aku tau siapa ia.. walaupun blum lama aku mengenalnya.. she’s strong girl..

tadinya kisah ini akan aku hentikan sampai sini, namun saat ku tulis kisah ini.. aku menerima sms darinya balasan smsku tadi pagi, ..
-seakan ia tau aku sedang menulis kisahnya-

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu (Qs. 2 :216). Jalan da’wah masih panjang. akan kuatkah kaki melangkah bila disapa duri yang menanti. Akankah melemah jadi pecundang ataukah kokoh berpijak jadi pahlawan”

aku berhenti sebentar untuk membalas sms darinya.. tidak ada kata2 yang istimewa hanya sedikit tausiyah penyemangat dan mengingatkan untuk merenungi Q.S. 57:22.

Saudariku yang di cintai Allah.. ana menulis kisah ini bukan semata2 hanya untuk  bercerita.. bukan ukh.. ana berharap dari kisah ini, kita bisa mengambil ibrohnya.. walaupun ana juga masih belum tau apa yang menyebabkan batalnya khitbah tersebut.. – dan walaupun ana bisa menanyakan padanya-  namun sudahlah abaikan saja bagian yang itu.. tidak usah dibesar2kan.. cukup Allah dan mereka saja yang tau-
Banyak yang bisa kita ambil dari kisah ini.. Banyak ukh.. dari kesabaran, ketabahan- tawakal, dll namun yang pasti.. kita harus ridha akan takdir yang di berikan oleh-Nya..

Dalam hal ini, Jodoh ; terkadang kita tidak sadar telah mendikte Allah tentang jodoh kita, dalam istikharah yang kita lakukan bukannya meminta yang terbaik, tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus dia Ya Allah… harus dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan jadi kitalah yang menentukan segalanya, kita meminta dengan pakasa. Dan akhirnya kalaupun Allah memberikanya maka bukan berarti selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan marah karena niat kita yang terkotori.
Astaghfirullah.. Maafkan hamba ya Allah..
Mari saudariku kita sama-sama merenungi..
Smoga kita dapat tetap istiqomah di jalan ini, dapat sabar ketika ujian menghadang, tetap tawakal.. dan selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya.

Ukhti fillah, Allah cinta pada hambanya ketika diuji senantiasa tawakal, yakinlah bahwa beserta kesulitan ada kemudahan..


 
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
 (QS Al-Hadid ;22-23)


Kisah ini berakhir selaras dengan sms yang terakhir aku terima dari ia.. yang mengabarkan bahwa “ ---- Insya Allah ana ga apa2.Tetap semangat..! salam -----”  ia juga bilang akan kembali di minggu pertama/kedua  ramadhan.. kembali dengan rutinitasnya.. dengan amanah2nya, yang berarti ana juga menyiapkan mushaf ini.. karena berjanji akan membacakan surat Ar Rahman dihadapannya, ketika dia kembali..
I’ll be there ukh.. i’ll be there..  i’ll be ur friend to rely on..

Ukhti..  ana uhibuki fillah
Jangan kita tangisi apa yang bukan milik kita..


Bumi Allah; Jkt,
the last week on Sept 05
10.37pm