RSS

Senin, 05 Oktober 2009

Jangan Menangisi apa yang bukan milik kita


Kemarin malam, 3 days ago.. aku smsan dengannya, ketika ia izin kepadaku akan pulang ke kampung halamannya.. Awalnya ia masih belum cerita tujuan pulang untuk apa.. ketika ditanya hanya bilang.. “ emangnya klo mau birrul waliddain ga boleh..?”  tapi aku yakin pasti ada sesuatu..  aku berfikir ia sedang menjalani proses menuju pernikahan.. karena biasanya temen2 yang sedang proses sering pulang..  sehingga dalam sms aku tambahkan ucapan akhir “ ----------- semoga dimudahkan ya ukh.”.

Setelah beberapa kali bersms.. akhirnya..  she said.. “ ------- iya deh ngaku. Insya Allah besok khitbah. anti siap jadi panitia ya.?”  Masya Allah.. aku kaget sekaligus gembira.. sedikit kecewa ketika dia tidak cerita mengenai prosesnya.. aku fikir masih dalam proses ta’aruf ternyata besok khitbah..  Tapi tidak apa2 mungkin memang baik seperti itu.. Sungguh aku gembira.. senang ketika bertambah saudaraku yang akan menggenapkan diennya melalui pernikahan. Hingga malam itu aku tutup smsnya dengan ucapan “Alhamdulillah ------------- ana tunggu kabarnya ya ukh..”

semalam, at 08.48pm.. aku masih di angkot 112 ketika menerima sms ini.. kabar darinya..

 “ Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya bila Allah menyukai suatu kaum, Allah uji mereka, siapa yang bersabar, maka baginya manfaat kesabaran. Siapa yang murka, baginya murka Allah (H.R. Tarmidzi)
Laa Takhof  Wa laa Tahzan. Innallahu ma’ana. Ganti itu datangnya dari Allah. Proses sudah berakhir dan khitbah batal..”

Masya Allah..  aku hanya bisa beristighfar.. kaget, bingung, sedih.. bercampur jadi satu.. ingin sekali menelpnya.. membesarkan hatinya, menanyakan kejadiannya.. What wrong..? kok bisa..? namun aku batalkan.. untuk sementara biarkan ia sendiri..

Akhirnya pagi tadi aku sms ia.. sempat bingung nulis apa untuk membesarkan hatinya.. karena dalam smsnya semalam.. dalam keadaan bersedih pun..di awal smsnya.. ia sudah membesarkan dirinya. Subhanallah..
Aku tau ini berat baginya, apalagi kejadian ini bukan yang pertama baginya..
sabar ya ukh..  
mungkin ikhwan itu memang bukan jodohnya.. kalupun ia jodohnya, InsyaAllah nanti akan dipertemukan kembali. Wallahu a’lam bish-shawab
Tapi aku tau siapa ia.. walaupun blum lama aku mengenalnya.. she’s strong girl..

tadinya kisah ini akan aku hentikan sampai sini, namun saat ku tulis kisah ini.. aku menerima sms darinya balasan smsku tadi pagi, ..
-seakan ia tau aku sedang menulis kisahnya-

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu (Qs. 2 :216). Jalan da’wah masih panjang. akan kuatkah kaki melangkah bila disapa duri yang menanti. Akankah melemah jadi pecundang ataukah kokoh berpijak jadi pahlawan”

aku berhenti sebentar untuk membalas sms darinya.. tidak ada kata2 yang istimewa hanya sedikit tausiyah penyemangat dan mengingatkan untuk merenungi Q.S. 57:22.

Saudariku yang di cintai Allah.. ana menulis kisah ini bukan semata2 hanya untuk  bercerita.. bukan ukh.. ana berharap dari kisah ini, kita bisa mengambil ibrohnya.. walaupun ana juga masih belum tau apa yang menyebabkan batalnya khitbah tersebut.. – dan walaupun ana bisa menanyakan padanya-  namun sudahlah abaikan saja bagian yang itu.. tidak usah dibesar2kan.. cukup Allah dan mereka saja yang tau-
Banyak yang bisa kita ambil dari kisah ini.. Banyak ukh.. dari kesabaran, ketabahan- tawakal, dll namun yang pasti.. kita harus ridha akan takdir yang di berikan oleh-Nya..

Dalam hal ini, Jodoh ; terkadang kita tidak sadar telah mendikte Allah tentang jodoh kita, dalam istikharah yang kita lakukan bukannya meminta yang terbaik, tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus dia Ya Allah… harus dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan jadi kitalah yang menentukan segalanya, kita meminta dengan pakasa. Dan akhirnya kalaupun Allah memberikanya maka bukan berarti selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan marah karena niat kita yang terkotori.
Astaghfirullah.. Maafkan hamba ya Allah..
Mari saudariku kita sama-sama merenungi..
Smoga kita dapat tetap istiqomah di jalan ini, dapat sabar ketika ujian menghadang, tetap tawakal.. dan selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya.

Ukhti fillah, Allah cinta pada hambanya ketika diuji senantiasa tawakal, yakinlah bahwa beserta kesulitan ada kemudahan..


 
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
 (QS Al-Hadid ;22-23)


Kisah ini berakhir selaras dengan sms yang terakhir aku terima dari ia.. yang mengabarkan bahwa “ ---- Insya Allah ana ga apa2.Tetap semangat..! salam -----”  ia juga bilang akan kembali di minggu pertama/kedua  ramadhan.. kembali dengan rutinitasnya.. dengan amanah2nya, yang berarti ana juga menyiapkan mushaf ini.. karena berjanji akan membacakan surat Ar Rahman dihadapannya, ketika dia kembali..
I’ll be there ukh.. i’ll be there..  i’ll be ur friend to rely on..

Ukhti..  ana uhibuki fillah
Jangan kita tangisi apa yang bukan milik kita..


Bumi Allah; Jkt,
the last week on Sept 05
10.37pm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasih coment yang membangun ya.. ^^