Beberapa hari lalu saya nonton film mengenai kloning..
tiba2 jd ingat dengan tulisan seorang teman...
tiba2 jd ingat dengan tulisan seorang teman...
dan ingin aja post ke sini.. ^^
setelah dicari2 dapat juga.. :)
Intermezo, dari teman.. dah diizinkan unt dicopas..
kl dah pernah baca.. ya baca lagi.. ^^
Just sharing.. :)
setelah dicari2 dapat juga.. :)
Intermezo, dari teman.. dah diizinkan unt dicopas..
kl dah pernah baca.. ya baca lagi.. ^^
Just sharing.. :)
Jangan
muntah dulu ketika membaca judul tulisan ini. Saya bukan ingin berbagi
cerita melankolis tapi hanya ingin sekedar berceloteh tentang
kemungkinan- kemungkinan konyol adonan cinta dan teknologi.
Terinspirasi
dari curhat beberapa orang teman yang ditolak cintanya atau ditinggal
nikah sama suami/istri idamannya (curhatan saya juga sih,huhu-red) ,
saya merasa ada hal yang layak saya share dengan teman-teman semua.
Seseorang
akan selalu menginginkan cerita cintanya berakhir bahagia. Lazimnya,
akhir cerita cinta ini direpresentasikan oleh berhasilnya seseorang
untuk menikahi orang yang dia cintai (padahal hal ini bukan jaminan
kebahagiaan hidupnya).
Akan
tetapi pada kenyataannya kita tahu bahwa tidak semua orang punya cerita
cinta yang bahagia. Terlalu banyak kisah cinta tragis dan melankolis
yang terjadi di dunia ini dan saya tidak akan membahasnya disini. Yang
akan saya bahas adalah kemungkinan apa yang akan dilakukan oleh mereka
yang patah hati atau kandas kisah cintanya.
Beberapa
menit yang lalu saya sempat berpikir bahwa kloning manusia yang
dilegalkan adalah salah satu cara yang bisa mengobati mereka yang
nelongso karena cinta. Buat mahasiswa biologi mungkin mudah untuk
menebak kemana arah tulisan saya ini. Ya, mereka yang patah hati mungkin bisa untuk mengkloning pasangan yang mereka idamkan.
Saat
ini isu kloning bagi masyarakat bagaikan sepiring nasi yang sudah
dikelilingin lalat buah di atas meja makan. Basi!!..karena saat ini
media, setelah fokus pada isu-isu lingkungan, mulai seru untuk menyorot
hal-hal yang berkaitan dengan keadaan ekonomi global. Isu sains dan
etika sudah tenggelam dan terlupakan. Apa pentingnya mengurus ‘ini baik
atau ini tidak baik’ di tengah banyaknya masalah pengangguran yang
bertambah di dunia?
Tapi
buat mereka yang patah hati, saya kira hal ini penting. Kita bisa
mengkloning ‘kekasih hati’ (huek..huek) kita lho. Sederhananya, kita
bisa diam-diam mengambil darahnya (mungkin bisa dengan berpura-pura
pake jarum pentul di lengan baju ketika bersalaman di hari
pernikahannya sehingga dia tertusuk dan berdarah, -phew), lalu membawa
samplenya ke tempat jasa kloning. Dengan teknologi yang sudah bisa
merekayasa hormon pertumbuhan, katakanlah dalam enam bulan, kita sudah
bisa mendapatkan ‘kekasih hati’ kita (huek..huek lagi)..dengan kedaan
fisik yang sama persis sebelum dia meninggalkan pelaminan.
Kalau
cinta adalah masalah memiliki secara fisik, maka teknologi kloning
adalah solusi. Kita bisa menurunkan angka kematian dengan modus
pembunuhan atau bunuh diri karena cinta. Semua orang bisa bahagia.
Tapi
tunggu dulu. Apakah kehadiran fisik ‘kekasih hati’ (huek..huek lagi..)
menjamin terbalasnya cinta kita?..apakah mahluk hasil kloning itu akan
mempunyai perasaan yang sama dengan kita?..apakah mahluk kloning
tersebut mempunyai personality yang membuat kita sayang
padanya?..kenyataan nya mahluk kloning tersebut adalah mahluk hidup
yang tunduk terhadap hukum alam dan kejaiban hidup. dia juga mempunyai
perasaan yang tidak bisa dipaksakan.
Jika
mahluk kloning itu berumur enam bulan tapi dengan penampilan fisik
duapuluh tiga tahun, maka tetap saja dia adalah mahluk dengan kenangan
hidup yang di dapat selama enam bulan. He
or she will not be the same person..mereka adalah orang yang berbeda.
Mereka bukan orang yang membuat kita jatuh cinta. Walaupun fisik dan
gerak-gerik mereka sama, kita tidak punya kenangan bersama mahluk
kloning yang bisa membuat kita sayang dan cinta terhadap mereka.
Setelah
berpikir seperti ini, saya jadi berkesimpulan : personality orang yang
kita cintai dan kenangan yang kita bagi bersama mereka adalah hal yang
membentuk perasaan kita terhadap mereka.
Jika pun kloning sudah di legalkan, kenangan-kenangan yang sudah terjadi tidak akan pernah bisa diputar ulang. Cinta tidak akan pernah bisa di kloning.
- Dyan R-